Sabtu, 07 Maret 2015

MUKHTASHAR AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

KITAB : MUKHTASHAR AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
(RINGKASAN AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH)
ASSYAIKH IBROHIM AL HAMMAD
Kajian diberikan oleh Ustadz AbdusSalam, Lc  di LPI Yogyakarta

Nama-nama lain ahlus sunnah wal jama’ah  :
  1. Ahlussunnah wal jamaah
  2. Ahlussunnah
  3. Ahlul jamaah
  4. Aljamaah
  5. Assalaf assholih
  6. Ahlul atsar
  7. Ahlul hadits
  8. Al fariqoh an najiyah
  9. At Thoifah al manshuroh
  10. Ahlul ittiba’
1.    Diantara kekhususan ahlus sunnah wal jamaah adalah keselamatan dan sukses. Aqidah yang benar bagaikan kapal yang mengantarkan orang ke dalam keselamatan. Dan barang siapa yang memegang aqidah tersebut maka ia selamat dan sukses, sedangkan yang tidak akan tenggelam dan binasa.
2.    Diantara salah satu kekhususan aqidah ahlus sunnah wal jamaah adalah ekslusif, istimewa, (farid = wahid). Maka aqidah ahlus sunnah wal jamaah adalah istimewa, tidak ada duanya, ekslusif. Jika aqidah ini adalah khusus/ istimewa, maka para pemegang aqidah ini juga istimewa. Dan jalan mereka keras, sehingga tujannya sudah jelas.
3.    Aqidah ahlus sunnah wal jamaah akan memberikan perlindungan kepada para pemeluknya dari ketidakketentuan, keberantakan, dan ketidakjelasan karena manhajnya berdasar yang jelas, paten (tidak goyah), tidak berubah. Maka pemeluknya akan selamat dari mengikuti hawa nafsu dan selamat dari ketidakjelasan sehingga dia jelas dan membagi antara yang wala’ dan bara’. Maka dia pun akan selamat dari pemikiran yang tidak konsentrasi, lari dari suatu masalah, dan kebingungan. Maka ia akan mengetahui siapa yang harus diloyali dan mana yang harus dibenci. Dan dia men…. apa yang menjadi hak dan kewajiban. Sesungguhnya aqidah ahlus sunnah wal jamaah itu memberikan kepada para pemeluknya ……, …….., kenyamanan lahir dan batin. Dia tidak gelisah, goyah, gundah gulana dalam pemikirannya. Karena aqidah ini akan menghubungkan seorang muslim dengan Allah Swt. Maka ia pun akan … terhadap Allah
4.    Diantara kekhususan aqidah ahlus sunnah wal jamaah adalah tujuannya khusus (jelas). Selain itu, perbuatannya juga jelas. Pemeluknya selalu selamat dari penyelewengan-penyelewangan peribadahan kepada Allah Swt.
5.    Diantara kekhususan ASWJ adalah mempengaruhi perbuatan dan akhlak serta muamalah. Dimana aqidah ASWJ menyuruh ahlinya dengan setiap kebaikan dan melarang kepada segala keburukan. Menyuruh untuk adil, tidak berlebih dan juga tidak dikurang (tengah-tengah). Dan melarang dalam bentuk kezhaliman dan dari segala bentuk penyelewengan dalam beribadah.
Khoshoisul aqidatil Islamiyah – Aqidatu Ahlissunnati wal jama’ati
Kekhususan Aqidah Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah :
Lil aqidatil Islamiyata – aqidata ahlissunnati wal jama’ati – khoshoishu aqidatu, Laa tuujadu fi ayyi aqidatin akhra, wa laa ghorwa fi dzalik, idz anna tilkal aqidatu tustamadu minal wahyi lladzi laa ya’tihil batihilu mim baina yadaihi walaa min kholfihi.
Aqidah islam -aqidah ahlus sunnah wal jama’ah- adalah aqidah yang memiliki beberapa kekhususan/ keistimewaan, yang tidak ditemukan pada aqidah yang lain, dan tidak ada keraguan padanya, sesungguhnya aqidah itu disandarkan/ diambil dari wahyu yang tidak terdapat padanya kebatilan baik dari depan dan maupun dari belakangnya.
(Al Fushilat ayat 42 : “Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”)
Wa min tilkal khoshoishu maa yalii :
Dan diantara kekhususan aqidah ahlussunnah wal jama’ah adalah sebagai berikut :
i.          Salaamatu mashdaritthalaqi : wa dzalika bi’timaadihaa ‘alal kitabi wassunati, waijma’issalafis sholih, fahiya mustaqotu min dzalikan nab’us shofi, ba’idan ‘an kadaril ahwai wassyubuhati.
Wa hadzihil khoshishotu laa tuujadu fi syattal madzaahibu wal milalu wannihalu ghoirol aqidatil islamiyyati – aqidati ahlussunnati wal jama’ati
1.    Selamatnya pengambilan dalil : demikian hal itu karena sandarannya kepada Al quran dan Sunnah, dan ijma’ salafus sholih, maka baginya terambil dari mata air yang jernih, jauh dari hawa nafsu yang keruh dan keraguan.
Dan kekhususan ini tidak ditemukan pada berbagai mazhab (kepercayaan), dan agama dan mazhab selain aqidah islam ahlussunnah wal jama’ah.
ii.         Annaha taquumu ‘alattaslimillahi ta’ala walirosulihi sholllahu wa’alaihi wasallam: wa dzalika liannaha ghoibu, wal ghoibu yaquumu ‘alattaslim.
Fattaslimi bil ghoibi min a’zhomi shifatil mu’mininal lati madahamullohu biha, kama fi qoulihi ta’ala : “dzalikal kitabu laa roiba fiihi hudal lilmuttaqin. Alladzina yu’minuna bil ghoibi..” (albaqoroh : 2-3)
Dzalika annal ‘aqulu laa tadrikul ghoiba, wa laa tastaqillu bima’rifatis syaroi’, la’ajziha wa qushuriha, fakama anna sam’al insani qhosiru, wabashoru kalilu, waquwwatuhu mahdudatu- fakadzalika ‘aqlahu, fatu’inul imanu bil ghoibi wattaslimillahi ‘azza wa jalla
2.    Sesungguhnya aqidah ahlus sunnah wal jamaah dilandasi oleh penyerahan diri kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw dan itu sesungguhnya ghoib, dan perkara ghoib berlandaskan pada penyerahan diri.
(Penyerahan diri/ taslimillah, contoh : Kisah Zaenab bin Rujasy didatangi Nabi untuk dilamar untuk Zaid bin Harits. (bentuk taslimillah. Turun ayat QS Al Ahzab : 36)
Maka menyerahkan diri terhadap persoalan ghoib dari sifat utama orang-orang mukmin yang memuji Allah, sebagaimana dalam firman Allah Swt :
QS. Al Baqoroh ayat 2 – 3 : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib ….”
Demikian itu pahami bahwasanya ketidakmengertian perkara ghoib, dan tidak mencakupi mengenal syariat, karena keterbatasan dan keterbatasannya, maka sebagaimana sesungguhnya keterbatasan pendengaran manusia, dan keterbatasan penglihatannya, dan keterbatasan kekuatannya. Maka demikian pula akalnya membantunya untuk beriman kepada perkara ghoib dan penyerahan diri kepada Allah Swt.
3.    Aqidah ahlussunnah wal jama’ah sesuai dengan fitrah yang lurus, akal yang sehat. Aqidah ahlusunnah wal jama’ah cocok dengan fitrah yang lurus, sesuai dengan akal yang jernih, kosong/ bebas dari segala syahwat dan keraguan.
Berbeda dengan keyakinan atau tradisi pada masa jahiliyah. Contoh pada masa jahiliyah, pernikahan yang sering terjadi yakni seorang perempuan didatangi oleh tiga orang laki-laki kemudian digauli. Setelah hamil lalu melahirkan, laki-laki yang pernah menggauli dikumpulkkan untuk dicari kecocokan dengan anak yang baru dilahirkan. Ini tidak sesuai dengan fitrah manusia.
Padahal Allah Swt memuliakan perempuan dengan tanggungjawab yang besar dalam mengurusi keluarganya.

4.    Sanadnya bersambung kepada Rasulullah Saw dan tabi’in dan imam-imam agama, baik perkataanya, perbuatannya, maupun ketetapannya. Dan kekhususan ini sesungguhnya diakui daripadanya …? Maka tidaklah ditemukan –dengan bertahmid kepada Allah- asal dari usul ketetapan ahlussunnah wal jamah – tidak ada padanya usul atau …dari kitab dan sunnah, atau dari salafus sholih, dengan perbedaan …
Berbeda dengan aqidah selainnya, contoh LDII ada istilah manqul: pembelajaran yang sampai kepada gurunya. Ada sistem pengajaran yang disangsikan yaitu adanya tingkatan guru. Mewajibkan pajak yang melebihi syariat dan ada pula syariah taqiyah yaitu berpura-pura. Di dalam islam, ilmu itu siapapun boleh dan berhak menerimanya.
5.    Jelas, Mudah dan Terang. Maka aqidah ahlussunnah wal jama’ah itu mudah dan jelas dan jelasnya matahari pada pertengahan siang, maka tidaklah remang-remang/ samar-samar di dalamnya, dan tidak samar, dan tidak ..?
Maka …
6.    Selamatnya dari keguncangan, paradoksi/ perbenturan, dan keserupaan/ kerancuan, maka tidak ada sesuatu hal yang kita dapatkan dari itu semua.  Bagaimana tidak dan dia adalah wahyu yang tidak terdapat padanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya.
Dan hak/ kebenaran tidak akan guncang, tidak ada perbenturan, dan kerancuan.
Bahkan menyamai antara satu dengan yang lain dan membenarkan antara satu dengan yang lain.  
Annisa’ ayat 82 : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
Ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul karena kita tidak mengetahui tentang agama ini. Contoh wanita/ istri yang menentang suami.
Nabi Ismail as didatangi ayahnya yakni Nabi Ibrohim as. Namun Ismail tidak berada di rumah, sehingga Ibrohim hanya bertemu dengan istrinya. Saat Ibrohim bertanya tentang kehidupan keluarganya, istri ismail menjawab bahwa keluarganya menderita, suaminya jarang di rumah, dan sebagainya. Maka Ibrohim menitipkan pesan kepada Ismail yaitu “Ubah anak tangga pintu rumah” yang berarti untuk menceraikan istrinya. Ismail setelah mengetahui pesan itu lalu menceraikan istrinya. Kemudian menikah dengan wanita yang lain. Saat ibrohim berkunjung untuk yang kedua kalinya ia mendapatkan jawaban yang bagus dari menantunya mengenai kehidupan keluarga Ismail. Maka ia pun berpesan agar disampaikan kepada Ismail untuk “anak tangga rumah ini dikokohkan” yang artinya tetap pelihara keluarga ini.
Lalu sering timbul pertanyaan: Kenapa gak dinasehati dulu ? (pertanyaan yang sering dilontarkan ibu-ibu). Jawabannya yaitu :
-      Itu adalah syariat yang ada pada Nabi Ibrohim
-      Wahyu dari Allah
7. Sesungguhnya pada aqidah ahlus sunnah wal jama’ah terdapat di dalamnya hal-hal yang membingungkan, namun  sesungguhnya hal itu bukanlah kemustahilan, yakni di dalam aqidah islamiyah apa-apa yang membingungkan akal, dan apa-apa yang membingungkan kefahaman, terutama terhadap perkara yang ghaib, adzab kubur dan nikmat kubur, shirath, telaga, surga dan neraka, dan tata cara/ kaifiyah sifat Alloh Azza Wa Jalla.
Kadang membingungkan hakikat pada perkara ini, kaifiyah/ tata caranya, akan tetapi tidak mustahil untuk menyerahkannya, patuh, karena itu bersandar pada wahyu yang diturunkan : “Yang tidak berkata-kata berdasarkan nafsu”.
11. Mengangkat ketinggian derajat pemiliknya.
12.
13.

Kekhususan/ Ciri – Ciri Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Sebagaimana aqidah ahlussunnah wal jama’ah memiliki keistimewaan dan memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain, begitu pula……
Dan diantara kekhususan yang … padanya ahlus sunnahh wal jama’ah yaitu :
1.  Mencukupkan sumber pengambilan keputusan dalilnya dari kitab dan sunah, dan mereka mengambil aqidah yang jernih, ibadah, muamalah, perangai, akhlak dari manhaj ini.
Segala sesuatu yang sesuai dengan kitab maka mereka menerimanya dan menetapkannya, sedangkan segala sesuatu yang menyalahi al Quran dan Sunah maka mereka maka akan menolaknya kepada orang yang mengatakannya siapapun orangnya.
2. Menerima (tidak protes) terhadap nash-nash yang ada, dan memahaminya sebagaimana apa yang ada pada manhaj/ metode salaf sholeh, maka mereka menerimanya terhadap semua nash-nash yang ada, apakah mereka memahami di dalam syariat tersebut ataukah tidak. Dan tidak menentang nash-nash yang ada yang tidak masuk akal dengan akal mereka, dan memahami nash-nash yang ada sebagaimana yang dipahami salaf sholih.
3. Mengikuti dan meninggalkan segala jenis bid’ah : Mereka tidak mendahului atas Allah dan Rasulnya (Al Hujurat : 1) :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1407] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[1407]. Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.

Dan mereka tidak meninggikan suara atas suara nabinya (Al Hujurat : 2) :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu[1408], sedangkan kamu tidak menyadari.
[1408]. Meninggikan suara lebih dari suara Nabi atau bicara keras terhadap Nabi adalah suatu perbuatan yang menyakiti Nabi. Karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan.

Dan tidak pantas seseorang untuk ridho kepada seseorang yang meninggikan suaranya pada Rasul.
Berbeda dengan pelaku bid’ah yang sesat, yaitu orang-orang yang berlaku bid’ah di dalam agama, yang menambah-nambahi pada hal-hal yang tidak sesuai dengan wahyu Allah Swt. Tidakkah jelek apa yang mereka kerjakan.
Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al Hujurat : 3)
Penjelasan
Pada zaman khalifah umar, ada dua orang yang melakukan keributan di dekat masjid Nabawi dan dekat makan Rasul. Umar lalu marah dan bertanya dari mana mereka berasal. Mereka katakan dari Thoif, kota yang jauh dari madinah, yakni 450 km ke arah mekah lalu disambung lagi 100 km ke arah Thoif. Mereka bukan orang madinah, sehingga tidak dihukum oleh umar, sebab orang madinah mesti ngerti bahwa tidak boleh meninggikan suara di dekat makam rasul.
4. Kecenderungan/ kepedulian/ perhatian terhadap Kitab Al Quran dan Sunnah : Maka mereka (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) menaruh perhatian pada Al Quran dengan menghafal dan membacanya, serta memahaminya. Dan kepada Hadits dirayah dan riwayahnya.
Berbeda dengan selain mereka yakni dari golongan ahli bidah yang mana menaruh perhatian/ kecenderungan pada perkataan guru-guru mereka lebih besar dari pada kecenderungan pada Al Quran dan Sunnah.
Penjelasan :
Alhamdulillah saat ini telah banyak gerakan-gerakan hifzhul Quran, dan ada pula sekolah-sekolah yang menjadikan hafalan Quran sebagai patokan kenaikan tingkat (kelas).
Untuk menjadi hifzhul quran merupakan sebuah pekerjaan yang berat, karenanya orang-orang yang sungguh-sungguh dan diberikan karunia oleh Allah Swt sajalah yang dapat mengerjakannya.
Hadits dirayat : berkenaan dengan ilmu musthalah, hadits riwayat berkenaan dengan riwayat itu sendiri. Hadits dirayat dan riwayat ini dalam ilmu quran adalah asbabun nuzul.
Pepatah arab yang artinya : Al Quran dan Sunnah di taruh di atas kepala.
Pengalaman ustad Abdussalam dalam berdakwah di Kalimantan, yakni ketika diminta untuk menjelaskan memainkan rebana di dalam masjid. Ustad menggunakan metode dakwah dengan menggunakan penjelasan dari Nurudddin al Bur’i. Ulama’ yang dihormati di kalimantan untuk menjelaskan mengenai keharaman memainkan rebana dalam masjid.
5. Hujjah mereka pada sunnah yang shohih dan dan meninggalkan perbedaan antara mutawatir dan ahad, baik dalam perkara hukum atau perkara aqidah. Mereka melihat diterimanya suatu hadis selama hadis itu shohih dari nabi sekalipun hadis ahad.
Penjelasan : Ada suatu kaum di kalangan umat muslim yang tidak meyakini kebenaran hadis ahad sekalipun hadis itu shohih. Ini bertentangan dengan syariat. Ada banyak hadis shohih yang ahad.
6. Tidak ada pada mereka sesorang imam yang diagungkan, yang tidak diambil perkataannya secara menyeluruh, dan meninggalkan apa yang diselisihi Rasulullah Saw, adapun selain Rasul maka perkataannya ditimbang melalui Al Quran dan Sunah. Apa yang sesuai maka akan diterima, sedangkan jika tidak sesuai maka akan ditolak. Dan mereka memiliki keyakinan bahwasanya perkataan sesorang bisa diterima dan bisa ditolak, kecuali perkataan Rasulullah Saw.
Adapun selain dari itu semua dan dari orang yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap madzhab, mereka mengambil perkataan gurunya semuanya, walaupun menyalahi dalil.
Penjelasan :
Kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam mesti memiliki ketuanya. LDII, Syiah, kelompok-kelompok ini membatasi diri/ tertutup dan memiliki pemimpin yang diagungkan.
Padahal Islam tidak menuntunkan seperti itu. Dalam hal menuntut ilmu saja, tidak ada pembagian tingkatan menuntut ilmu seperti dikenal di LDII, sebelum ke guru itu harus ke guru yang sana.
Tabi’ tabi’in suka mengambil hadits yang sifatnya langsung  :
Ex :
Rasul à Abu Hurairah à Umar bin Khatab à Tabi’in
Abu Hurairah dan Umar masih hidup dalam satu masa tertentu, maka tabi’in suka mengambil ilmu dari Abu Hurairah. Ini dikenal dengan nama sanad Ali (sanad yang tinggi), yang merupakan sanad terbaik.
Dalam hal diterima atau ditolaknya suatu perkataan, Imam Malik dalam satu kesempatan khotbahnya menyampaikan bahwa hanya perkataan Rasul saja yang harus diterima secara utuh.
Para ulama’ dalam berdakwah semestinya mendapat dukungan dari umara’.
7. Ahlussunnah Wal jamaah adalah mereka yang paling mengetahui terhadap Rasulullah Saw, mereka mengetahi petunjuknya, perbuatannya, perkataannya, penetapannya. Oleh karena itu ahlussunnah wal jamaah mereka orang yang paling mencintai Rasul Saw dan sangat mengikuti Sunah Rasulullah Saw.
Penjelasannya :
Orang yang hidup pada zaman Rasul adalah orang yang terbaik. Analoginya : Kampus UGM semakin dahulu lulusannya samakin baik, bisa jadi karena yang mengajar sekarang bukan generasi awal (juga masalah kharisma).
Kecintaan pada Nabi Saw : Abu Bakar ra. saat menemani rasul di gua tsur saat hijrah menuju madinah.
Bagaimana untuk menggapai kemuliaan umat muslim sekarang ini :
-ta’muru bil ma’ruf
-tanhauna anil munkar
-tu’minuna billah
Kaum bani israel dilaknat oleh Allah Swt melalui lisan Dawud dan Isa karena tidak mau malarang perbuatan munkar.
-Menggabungkan antara nash-nash pada satu masalah, contoh mudah menggabungkan antara nash, antara nash-nash memiiliki kesamaan, dan menolak syubhat kepada hukum-hukum yang sifatnya jelas/ pasti maka mereka .. diantara nash-nash syar’i yang sifatnya tidak terpisah, dan mereka menolak atau mengembalikan perkara-perkara yang mutasyabih kepada yang jelas sehingga mereka sampai kepada kebenaran.
Ali Imron : 7
Al kahfi : 22
8.
9.
10.
11. Mengumpulkan antara ilmu dan ibadah, berbeda dengan kelompok selainnya, ….
12. Dan mengambil sebab akibat
13.Mengumpulkan antar tawassu’ (berlaku longgar/ lapang/ luas) dunia dan bolehnya berlaku zuhud adalah meninggalkan kegemerlapan dunia, ahlus sunnah wal jamah tidak …
Dan berusaha untuk mencari kehidupan dan hendaknya seseorang mencukupi untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggungannya dan tidak kepada orang lain (merasa cukup).
Dan ridho sekalipun sedikit yang dia raih untuk kehidupan dunia, sesungguhnya hakekat zuhud adalah zuhudnya hati.
14. Mengumpulkan/ menggabungkan rasa takut , rasa berharap, dan rasa cinta. Ketika seseorang berdakwah maka yang perlu diperhatikannya adalah bahwa disampaikannya terlebih dahulu hal-hal yang pokok, utama. Misalnya menanamkan tauhid dulu dengan benar baru setelah itu mengajarkan perkara ibadah. Dan mengajarkan fardu-fardu terlebih dahulu baru kemudian mengajarkan rawatib dan tawafil dalam ibadah sholat.
Analogi rasa takut, harap dan cinta ini adalah dikala ujian.
Mau pergi ujian takut tidak bisa dan takut pada pengawas yang jujur dan sangat tegas, setelah melalui ujian kita berharap hasilnya baik. Dan ujian tidak akan berhasil apabila hal yang diujikan tidak kita cintai.
Berlomba-lomba dalam berbuat  kebaikan
Dan memohon kepada Allah Swt dengan berharap dan takut.
Golongan orang-orang yang setengah-setengah dalam beragama :
-          Hanya sekadar cinta : zindiq
-          Hanya sekadar takut : haruriy, khawarij Orang –orang yang keluar dari kepemimpinan yang hak. Ciri-ciri mereka yaitu banyak beribadah, karena dorongan rasa takut. Takut neraka, tidak berharap surga
-          Hanya berharap : murjiah, berharap surga, tidak takut neraka

15. Mengumpulkan diantara rahmat dan kasih sayang, keras dan keras sekali (tidak ada kasih sayang sama sekali/ tidak ada rahmat). Menempatkan sikap lembut dan keras dan mampu menempatkan diri pada keduanya.
-          Dalam arena dakwah kiakan sering berhadapan dengan hal demikian.
-          Ahlus sunnah wal jamaah berebeda dengan umat yang lain dimana umat yang lain itu mereka mengambil satu sisi dari petunjuk nabi dan meninggalkan sisi yang lain, maka mereka mengambil / bersikap dengan sikap yang keras dalam semua keadaan.
-          Adapun ahlussunnah wal jamah mereka mengumpulkan lembut dan keras, masing-masing ada pada tempatnya, sesuai dengan maslahat yang terjadi dan sesuai dengan keadaan.
16. Mengumpulkan diantara akal dan perasaan. Maka akal mereka kuat dan perasaan mereka benar. Mi’yar atau sikap menimbang mereka mantap. Tidak menyalahkan sisi akalnya atas perasaan, dan begitu pula sebaliknya. Akan tetapi mengumpulkan keduanya atas kesempurnaan dari semua sisi, sekalipun perasaan mereka kuat dan cerdik/ cerdas- hanya saja perasaan tersebut terkontrol dengan akal, dan akal terkontrol dengan syariat.
17. Keadilan
-          Keadilan merupakan sesutu hal yang paling agung yang menjadi kekhususan ahlus sunnah wal jamaah, mereka orang yang paling adil, dan mereka lebih utama dalam mengamalkan perintah Allah :
-          Bahkan sampai-sampai kelompok yang lain jika mereka berselisih, mereka meminta hukum kepada ahlus sunnah wal jama’ah.
18. Amanah ilmiah
-          Maka amanah adalah hiasan ilmu dan ruh daripada amanah itulah yang membuatkan keluarnya buah pada sesuatu, enak rasanya (Sebagian orang bangga bila mampu memberikan referensi pada asalnya. Yang tidak amanah adalah yang tidak menunjukkan referensinya).
-          Dan ahlus sunnah wal jama’ah memiliki akidah (bejana/ tempat) yang tinggi pada perkara ini.
-          (Hadits Riwayah Bukhari berkata demikian)
-          Dan diantara mazhohir (hal yang nampak/ terang/ contoh) amanah ilmiah pada mereka, yaitu amanah pada penukilan, dan jauh dari tazwir (pemalsuan).
-          Memutarbalikkan fakta dan menolak nash-nash, dan tahrif (berbeda dengan tashif). Tahrif dalam mustholah hadis berarti seseorang yang merubah matan atau sanad.
-          Tashif contohnya seseroang yang catatannya hilang.
-          Jika mereka memindahkan suatu pembahasan dari musuhnya/ dari orang yang tidak mereka sepakati maka mereka pun berusaha memindahkannya dengan sempurna.
-          Ahlus sunnah wal jama’ah berhujah dengan musuhnya, mereka mengatakan kebenaran dengan apa adanya.
-          Sedangkan selain mereka, maka mereka tidak mengambilnya sesuai dengan apa yang cocok dengannya.
-          Inilah yang dilakukan oleh Orientalis, mengambil hanya hal yang sesuai dengan mereka dan menutupi kebenaran.
-          Masalah dinar :
-          Milyun dulu tidak dikenal dalam bahasa arab.
-          Tetapi mereka menggunakan alfu alfin (seribu sekali seribu). Di Arab sana yang paling besar pecahan uang adalah 500 riyal.
-          I dinar = 4,25 gram emas
-          1 dinar = 26.500 rupiah
-          1 dinar = 100 dirham
-          100 dolar = 375 rriyal
-          Dan meningggalkan apa yang selainnya, agar mereka beragama sesuai dengan apa yang dia salin darinya (dalil) dan jika benar maka akan ditetapkannya dan menolak yang batil sekalipun berat bagi dia. Semua itu mereka ambil ambil dari dalil yang pasti dan penjelasan yang gamblang.
-          Akan tetapi mereka memindah pembicaran sesuai dengan...
-          Dan diantara contoh amanah ilmiah adalah tidak membawakan pembahasan yang tidak memiliki banyak kemungkinan.
-          Dalam kaidah ushul fiqh : “ Jika pembahasan mengandung banyak kemungkinan, maka tidak bisa dipakai sebagai hujjah.”
-          Contoh : ada seorang ribut. Barang ini milkinya udah dibeli. Namun orang lain mengkalim hal yang sama. Kaidah “ “Jika disana ada perselisihan dalam jual beli, maka yang diambil adalah perkataan penjual.”
-          Contoh : orang yang menceraikan
-          Istri mengaku sudah dicerai. Disidangkan, yang menang adalah suami, ketika bersumpah demi Alloh belum menceraikan.
-          Dan mereka menuturkan/ menyebutkan apa yang menjadi hujjah / menguatkan buat mereka dan sesuatu yang membantah mereka, dan sesungguhnya mereka akan kembali kepada kebenaran jika kejelasan datang mereka, mereka tidak berfatwa dan tidak berhukum kecuali dengan apa yang mereka yang ketahui.
-          Sebagaimana mereka orang yang paling rakus/ semangat untuk menyandarkan perkataan kepadap pemiliknya (orang yang berkata) dan mereka adalah orang yang paling jauh untuk menisbahkan kepada yang bukan haknya.
19. Pertengahan (Wasathiyah)
-          Wasatihyah bermakna : tengah, adil, tidak besar dan tidak pula kecil.
-          Wasathiyah adalah salah satu bagian dari paling agungnya apa-apa yang mengistimewakan ahlus sunnah wal jama’ah. Maka sebagaimana sesungguhnya umat Islam ini adalah pertengahan di antara umat-umat yang ada yang cenderung kepada perkara ghuluw (berlebihan / melampui batas) yang mudhorat, dan umat-umat yang condong kepada sikap ifroth / pengurangan yang sifatnya mengantarkan pada kehancuran.
-          Maka demikian pula ahlus sunnah wal jama’ah mereka berlaku adil diantara umat-umat para pelaku bid’ah yang melakukan penyelewengan dari jalan yang lurus. Dan akan lebih tampak dengan jeli sifat wasathiyah dalam berbagai urusan, baik dalam urusan/ pembahasan akidah, hukum, atau perangai, atau akhlak, atau selain itu.
-          Di dalam Al Quran, yang paling banyak disebut  nama Musa sebanyak 134 kali dan nama Firaun sebanyak 66 kali. Keduanya dijumlahkan berjumlah 200.
20. Tidak adanya perselisihan pada dasar-dasar keyakinan dan akidah. Oleh karena itu para salafus sholih tidak berselisih pada dasar diantara dasar-dasar pokok agama,, dan kaidah-kaidah atau patokan-patokan keyakinan, maka perkataan mereka pada nama-nama Allah Swt dan sifatnya dan perbuatannya adalah sama.
-          Berbeda dengan padndangan kaum mu’tazilah yang tidak menyakini zat Allah Swt.
-          Maka perkataan ahlus sunnah wal jamah mengenai iman, pengertian iman, pembahasan masalah iman adalah satu.
-          Amal adalah bagian dari ibadah.
-          Dan perkataan mereka mengenai qodr (takdir) adalah satu.
23. Pandangan yang luas (si’atulufuq), tidak jumud,dan paling jauh memandang masalah dan paling lapang dada di dalam menerima perselisihan dan palin gbaik di dalam berusaha menerima udzur(kemakluman) / legowo. Mereka tidak kasar (tidak antipati) untuk mendengar kebenaran,dan tidak sempit dadanya di dalam menerima yang hak,dan tidak jual mahal (jaim) dari kebenaran dan mengambil yang hak tersebut. Kemudian mereka tidak mewajibkan orang dengan ijtihadnya. Dan tidak menyesatkan siapa yang dianggap menyelisihinya. Dan tidak sempit dalam perkara-perkara ijtihadi. Dan diantara salah satu contoh di dalam pandangan jauhnya mereka dari ashobiyah, yaitu ikut-ikutan dan kelompok-kelompok yang sifatnya sempit.
24. Orang yang paling baik akhlaknya

Dan banyaknya sabar, lapang dada, tawadhu’, dan semangat dakwa