Ilmu
tafsir
Pada buku Studi Ilmu – ilmu Qur an, karya Manna’ Khalil al-Qattan dibahas
mengenai ilmu tafsir dan ta’wil pada
halaman 455. Latar belakang mengkaji ilmu tafsir disebutkan : “Qur anul Karim
adalah sumber tasyri’ pertama bagi umat Muhammad. (Pengertian
tasyri’ ialah segala sesuatu yang diperintahkan Allah Swt melalui manhaj.. pada
buku Ilmu Tauhid I halaman 72). Dan kebahagiaan mereka tergantung pada
pemahaman maknanya, pengetahuan rahasia-rahasianya dan pengamalan apa yag
terkandung didalamnya. Kemampuan setiap orang dalam memahami lafaz dan ungkapan Qur an tidaklah
sama, padahal penjelasannya sedemikian gamblang dan ayat – ayatnya pun
sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar di antara mereka ini adalah suatu hal
yang tidak dipertentangkan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-makna
nya yang zhahir dan pegertian ayat-ayatnya secara global. Sedang kalangan
cerdik cendekia dan terpelajar akan dapat menyimpulkan pula daripadanya
makna-makna yang menarik. Dan diantara kedua kelompok ini terdapat aneka ragam
dan tingkat pemahaman. Maka tidaklah mengherankan jika Qur an mendapat
perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka
menafsirkan kata-kata garib (aneh, ganjil) atau menta’wilkan tarkib (susunan
kalimat).
Pengertian
:
Tafsir
Tafsir secara bahasa mengikuti wazan
“taf’il’, berasal dari akar kata al-fasr (f, s, r) yang berarti menjelaskan,
menyingkap dan menampakkan makna yang abstrak. Sebagian ulama’ berpendapat,
kata “tafsir” (fasara) adalah kata kerja yang terbalik, berasal dari kata
“safara” (s, f, r) yang juga berarti menyingkapkan (al-kasyf).
Menurut ar Ragib, kata”al-fasr” dan “as-safr “ adalah dua kata yang
berdekatan makna dan lafaznya. Tetapi yang pertama untuk (menunjukkan arti
menampakkan (menzahirkan) makna yang ma’qul (abstrak). Sedang yang kedua untuk
menampakkan benda kepada penglihatan mata, contoh : perempuan itu menampakkan
mukanya; dan contoh lain : waktu subuh
telah terang.
Tafsir menurut istilah,
sebagaimana didefinisikan Abu Hayyan ialah : “Ilmu yang membahas tentang cara
pengucapan lafaz-lafaz al Qur an. Tentang petunjuk-petunjuknya (pengertian yang
ditunjukkan oleh lafaz-lafaz itu), hukum-hukunya baik ketika sendiri maupun
ketika tersusun (ilmu bahasa meliputi Ilmu saraf, Ilmu I’rab, Ilmu Bayyan, dan
Ilmu Badi’) dan makna – makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun
(pengertiannya yang hakiki dan majazi)
serta hal – hal lain yang melengkapinya (pengetahuan tentang naskh, sebab
nuzul, dsb).
Menurut Zarkasy : “Tafsir adalah ilmu
untuk memahami Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan
makna-maknanya serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya. (al itqan jilid2)
Ta’wil
Ta’wil secara bahasa berasal dari kata
“aul”, yang berarti kembali ke asal.
Ta’wil kalam dalam istilah mempunyai
dua makna :
1.
Ta’wil
kalam dengan pengertian sesuatu makna yang kepadanya mutakallim (pembicara)
mengembalikan perkataannya, atau sesuatu makna yang kepadanya suatu kalam
dikembalikan. Kalam ada dua macam, insya’ dan ikhbar.
a)
Insya’,
salah satu contohnya adalah amr (kalimat perintah). Ta’wilul amr ialah esensi
perbuatan yang diperintahkan. Contoh : hadits yang diriwayatkan ‘Aisyah
mengenai bacaan dalam sujud. Nabi SAW men-ta’wil-kan (menjalankan perintah Qur
an) yaitu Surat An-Nasr ayat 2-3) dengan bacaan sujud sebagaimana yang
diriwayatkan ‘Aisyah.
b)
Ta’wilul
ikhbar ialah esensi dari apa yang diberitakan itu sendiri yang benar-benar
terjadi. Contoh : firman Allah Swt pada Surat
Al-A’raf : 52-53. Dalam ayat ini Allah Swt menceritakan bahwa Dia telah
menjelaskan Kitab, dan mereka tidak menunggu-nunggu kecuali ta’wilnya yaitu
datangnya apa yang diberitakan Qur an akan terjadi, seperti hari kiamat.
2.
Ta’wilul
kalam dalam arti menafsirkan dan menjelaskan maknanya.
Syarat
– Syarat mufassir :
1)
Aqidah
yang benar
2)
Bersih
dari hawa nafsu
3)
Menafsirkan
lebih dahulu Qur an dengan Qur an
4)
Mencari
penafsiran dari sunnah
5)
Meninjau
pendapat para sahabat
6)
Memeriksa
pendapat tabi’in
7)
Pengetahuan
bahasa Arab dengan segala cabangnya
8)
Pengetahuan
tentang pokok-pokok ilmu yang berkaitan dengan Qur an
Adab
mufassir :
1.
Berniat
baik dan bertujuan benar
2.
Berakhlak
baik
3.
Taat
dan beramal
4.
Berlaku
jujur dan teliti dalam penukilan
5.
Tawadu’
dan lemah lembut
6.
Berjiwa
mulia
7.
Vokal
/ lantang dalam menyampaikan kebenaran
8.
Berpenampilan
baik
9.
Bersikap
tenang dan mantap
10.
Mendahulukan
orang yang lebih utama dari dirinya
11.
Mempersiapkan
dan menempuh langkah-langkah penafsiran secara baik
Pembagian
ilmu tafsir :
1.
Tafsir
bir-riwayah / tafsir bil-ma’sur, ada tiga :
§ Tafsir Qur an dengan Qur an
§ Tafsir Qur an dengan hadits
§ Tafsir Qur an dengan
perkataan sahabat
2.
Tafsir
bir-ra’yi, ialah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya mufassir hanya
berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan (istinbat) yang didasarkan pada ra’yu semata. Disebut pula
dengan sebutan tafsir bi al-Dirayah/ bi al-aql/bi al-Ijtihad
: Menafsirkan Al-Qur’an dengan kekuatan ra’yu /pemikiran yang didasarkan pada pendekatan
kebahasaan dengan berbagai aspeknya.
3.
Tafsir Isyari
Di antara kelompok sufi ada
yang mendakwakan bahwa riyadah
(latihan) rohani yang dilakukan seorang sufi bagi dirinya akan menyampaikannya
ke suatu tingkatan dimana ia dapat menyingkapkan isyarat-isyarat kudus (suci)
yang terdapat di balik ungkapan-ungkapan Quran. Dlam tafsir isyari ini, mufassir menta’wilkan
al-Qur’an dengan mengesampingkan makna lahiriahnya karena ada isyarat (indikator) tersembunyi yang hanya bisa disimak oleh
orang-orang yang memiliki ilmu suluk dan tasawwuf. Atau menggambungkan antara makna
zahir dan bathin. Sebagian ulama menyamakannya dengan tafsir al-bathiny
(mengutamakan makna yang tersirat daripada yang tersurat).
Metodologi tafsir :
Kata
“metode” berasal dari bahasa
Yunani yaitu methodos yang artinya
cara atau jalan. Dalam bahasa
Inggris disebut method, sedangkan dalam
Bahasa Arab disebut thariqah dan
manhaj.
Secara istilah metode berarti cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai suatu yang ditentukan.
Metode
tafsir Al-Qur’an adalah suatu cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang
apa yang dimaksudkan oleh Allah didalam
ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Metodologi tafsir Al-Qur’an adalah ilmu tentang metode menafsirkan Al-Qur’an itu sendiri.
Metode-metode tafsir Al-Qur’an, antara lain :
1.Metode
Ijmali / Global : Menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an secara ringkas tapi
mencakup, dengan bahasa popular, mudah dimengerti dan enak dibaca. Sistematika
penulisannya menuruti susunan ayat-ayat dalam Mushaf (contoh : Tafsir Al muyasar)
2.Metode
Tahlily / Deskriptif-Analitis :
Menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam
ayat-ayat yang ditafsirkan, serta menerangkan makna-makna yang tercakup sesuai
dengan keahlian dan kecenderungan mufassir. (contoh
: Tafsir Ibnu Katsir, ahli sejarah dan ahli fiqih).Tafsir
at Tahlily, bersifat
secara runtut / berurutan, tafsir
dari semua segi, mencakup : kosa kata, kalimat, lafadz, kandungannya, dan kesimpulannya. Pembahasannya
terurai ayat
demi ayat, surat demi surat, sesuai
urutan dalam mushaf utsmani, dijelaskan pengertian/
ma’na yang dimakksud,
ditujukan pada siapa, dijelaskan
munasbahnyab (keterhubungan antar ayat / antar surat), dalam menjelaskan ini semua
dengan asbabun nuzul ayat, hadits-hadits, riwayat sahabat dan tabi’in. Para ulama’ yang membuat
tafsir dengan sangat detil disebut itnab.
Sedangkan yang ringkas disebut ijaz. Pertengahannya disebut musawah.
3. Tafsir
Muqaran / Perbandingan :
Dilakukan
dengan cara membandingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki redaksi berbeda
padahal isi kandungannya sama; antara ayat-ayat yang memiliki redaksi mirip
padahal isi kandungannya berbeda; membandingkan ayat-ayat dengan hadis yang
tampak bertentangan padahal dalam hakekatnya samasekali tidak bertentangan;
membandingkan antar pendapat para ulama tafsir dalam penafsiran ayat-ayat
Al-Qur’an.
4. Metode
Mawdlu’iy / Tematik :
Membahas
ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua
ayat yang berkaitan dihimpun, lalu dikaji secara mendalam dan tuntas dari
berbagai aspek yang terkait seperti asbab al-nuzul, kosakata dll. Tafsir
ma’dhu’i, tafsir tematik menentukan tema pembahasan, contoh : falak. QS.
Yunus ayat 5, QS. Yasin, QS. Albaqoroh ayat 187.
Kitab
– Kitab Tafsir terkenal :
Kitab-kitab
Tafsir bil-Ma’sur yang terkenal
1)
Tafsir
yang dinisbahkan kepada Ibn Abbas
2)
Tafsir
Ibn ‘Uyainah
3)
Tafsir
Ibn Abi Hatim
4)
Tafsir
Abusy Syaikh bin Hibban
5)
Tafsir
Ibn ‘Atiyah
6)
Tafsir
Abul Lais as-Samarqandi, Bahrul ‘Ulum
7)
Tafsir
Abu Ishaq, al-Kasyfu wal Bayan ‘an Tafsiril
Qur an
8)
Tafsir
Ibn Jarir at-Tabari, Jami’ul Bayan fi Tafsiril
Quran
9)
Tafsir
Ibn Abi Syaibah
10)
Tafsir
al-Bagawi, Ma’alimut Tanzil
11)
Tafsir
Abil Fida’ al-Hafiz Ibn Kasir, Tafsirul
Qur anil ‘Azim
12)
Tafsir
as-Sa’labi, al-Jawahirul Hisan fi Tafsiril Qur an
13)
Tafsir
Jalaluddin as-Suyuti, ad-Durrul Mansur
fit Tafsiri bil Ma’sur
14)
Tafsir
as-Syaukani, Fathul Qadir
Kitab
– kitab tafsir bir-Ra’yi yang terkenal :
1.
Tafsir
Abdurrahman bin Kaisan al-Asam
2.
Tafsir
Abu ‘Ali al-Juba’i
3.
Tafsir
‘Abdul Jabbar
4.
Tafsir
az-Zamakhsyari, al-Kasysyaf ‘an Haqa’iqi
Gawamidit Tanzil wa ‘Uyunil Aqawil fi Wujuhit Ta’wil
5.
Tafsir
Fakhruddin ar-Razi, Mafatihul Gaib
6.
Tafsir
Ibn Furak
7.
Tafsir
an-Nasafi, Madarikut Tanzil wa Haqa’iqut
Ta’wil
8.
Tafsir
al-Khazin, Lubabut Ta’wil fi Ma’anit
Tanzil
9.
Tafsir
Abu Hayyan, al-Bahrul Muhit
10.
Tafsir
al-Baidawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut
Ta’wil
11.
Tafsir
al-Jalalain, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti
12.
Tafsir
al-Qurtubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur an
13.
Tafsir
Abus-Su’ud, Irsyadul ‘Aqlis Salim ila
Mazayal Kitabil Karim
14.
Tafsir
al-Alusi, Ruhul Ma’ani fi Tafsiril Qur
anil ‘Azim was Sab’ii Masani
Kitab
– kitab Tafsir terkenal saat ini
:
1)
Al-Jawahir fi Tafsiril Qur
an, oleh
Syaikh Tantawi Jauhari
2)
Tafsir al-Manar, oleh Sayid Muhammad
Rasyid Rida
3)
Fi Zilalil Qur an, oleh Sayid Qutb
4)
At-Tafsir al-Bayani lil Qur
anil Karim,
oleh A’isyah Abdurrahman binti asy-Syati’
Dan tafsir yang membahas ayat-ayat hukum
dalam al Qur an yang disebut “tafsir fiqh”, diantaranya yang terkenal sebagai
berikut :
1.
Ahkamul Qur an, oleh al-Jasas (terbit)
2.
Ahkamul Qur an, oleh al-Kaya al-Haras
(manuskrip)
3.
Ahkamul Qur an, Ibnul ‘Arabi (terbit)
4.
Al-Jami’ li Ahkamil Qur an, oleh al-Qurtubi (terbit)
5.
Al-Iklil fi Istinbatit
Tanzil,
oleh as-Suyuti (manuskrip)
6.
At-Tafsiratul Ahmadiyah fi Bayanil Ayatisy Syar’iyah, oleh Mula Geon (terbit di
India)
7.
Tafsiru Ayatil Ahkam, oleh Syaikh Muhammad
as-Sayis (terbit)
8.
Tafsiru Ayatil Ahkam, oleh Syaikh Manna’
al-Qattan (terbit)
9.
Adwa’ul Bayan, oleh Syaikh Muhammad
asy-Syinqiti (terbit)
Diolah dari
berbagai sumber; Kajian Tafsir LPI Yogyakarta Ust. Fathhurrahman Kamal, Lc, MA