Kamis, 30 Mei 2013

Tradisi Keilmuan Islam - 3


BANI ABASIYAH


Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/ 750 M. Dinasti ini merupakan kelanjutan Dinasti Umayyah yang berakhir setelah Marwan II (Khalifah terakhir Bani Umayyah) meninggal pada bulan Zulhijjah 132 H. Dinasti ini dinamakan Abbasiyah karena para pendiri dan para khalifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Mutalib, paman Nabi Muhammad Saw. Pendiri sekaligus khalifah pertama Dinasti Abbasiyah bernama Abu Abbas As-Saffah. Abbas As-Saffah memerintah semenjak tahun 132 H/ 750 M hingga tahun 136 H/ 753 M.
Dinasti Abbasiyah berkuasa cukup lama, yakni dari tahun 132 H/ 720 M hingga tahun 656 H / 1258 M. Dalam kurun waktu yag cukup lama teresbut, khalifah demi khalifah (yakni sebanyak tiga puluh tujuh orang) silih berganti memerintah. Khalifah terakhir bernama Al-Musta’sim Billah, yang memerintah dari tahun 640 H/ 1242 M hingga tahun 656 H/ 1258 M.

Khalifah yang memerintah pada masa Dinasti Abbasiyah di Baghdad

-As-Shaffah, Abul-Abbas Abdullah
-Al-Manshur, Abu Ja’far
-Al-Mahdi (Muhammad)
-Al-Hadi (Musa)
-Ar-Rasyid (Harun)
-Al-Amin (Muhammad)
-Al-Ma’mun (Abdullah)
-Al-Mu’tashim billah (Abu Ishaq Mhd)
-Al-Wasik billah (Abu Ja’far Harun)
-Al-Mutawakkil ‘alallah (Ja’far)
-Al-Muntashir billah (Muhammad)
-Al-Musta’in billah (Ahmad)
-Al-Mu’taz billah (Muhammad)
-Al-Muhtadi billah(Muhammad Abu Ishaq)
-Al-Mu’tamid ‘alallah (Ahmad Abul Abbas)
-Al-Mutazid billah(Ahmad Abul Abbas)
-Al-Muktafi billah (Ali Abu Muhammad)
-Al-Muqtadir billah (Ja’far Abul-Fadhl)
-Al-Qahir bilah (Muhammad Abu Manshur)
-Ar-Razi billah (Muhammad Abil-Abbas)
-Al-Muttaqi billah (Ibrahim Abul-Ishaq)
-Al-Mustakti billah (Abdullah Abul-Qasim)
-Al-Muthi’ulah (Fadhal Abul-Qasim)
-At-Tha’i billah (A.Karim Abu Bakar)
-Al-Qadir  billah (Ahmad Abul-Abbas)
-Al-Qa’im bi Amrillah (Abdullah Abu Ja’far)
-Al-Muqtadi bi Amrillah (Abdullah A.Qasim)
-Al-Mustazhir billah (Ahmad Abul-Abbas)
-Al-Mutarsyid billah (Fadal Abul-Manshur)
-Ar-Rasyid billah (Yusuf Abul-Muzaffar)
-Al-Muktafi bi Amrillah (M. Abu Abdullah)
-Al-Mustanjid billah (Yusuf Abul-Muzaffar)
-Al-Mustazi bi Amrillah (Hasan Abu Muhammad)
-An-Nashir li Dinillah (Ahmad Abul-Abbas)
-Az-Zhahir bi Amrillah (Muhammad Abu Nashr)
-Al-Mustanshir billah (Mansur Abu Ja’far)
-Al-Musta’shim billah (Abdullah Abu Ahmad)

Pada masa Dinasti Abbasiyah ini, wilayah pemerintahan Islam meliputi wilayah yang telah diperintah oleh Dinasti Umayyah seperti Hijaz, Yaman, Oman, Kuwait Irak, Iran (Persia), Yordania, Palestina, Libanon, Mesir, Tunisia, Aljazair Maroko, Spanyol dan Afganistan. Perluasan wilayah kekuasaan dan penyebaran Islam pada masa Dinasti Abbasiyah semakin berkembang, sehingga meliputi wilayah Turki, Armenia, sekitar Laut Kaspia (sekarang wilayah Rusia) bagian barat India, Asia Tengah, dan wilayah perbatasan Cina sebelah barat. Di antara khalifah termasyhur dari Dinasti Abbasiyah adalah Harun Ar-Rasyid (170-193 H atau 786-809 M) dan putranya Al-Ma’mun (813-833 M). Dinasti Abbasiyah berakhir setelah kota Baghdad diserang, dikuasai, dan dihancurleburkan oleh tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan (cucu Jengiz Khan) pada tahun 1256 M.

Masa Dinasti Abbasiyah adalah masa keemasan Islam. Pada masa itu Islam telah mencapai puncak kemuliannya, baik dalam bidang ekonomi dan keuangan, maupun dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan tentang keislaman ataupun ilmu pengetahuan umum mengalami kemajuan yang sangat pesat. Penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan dari bahasa asing ke dalam Bahasa Arab juga telah dilaksanakan dengan baik.
Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pada pembinaan ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah kekuasaan sebagaimana yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah. Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Dinasti Bani Abbasiyah yakni :

A. Ilmu Tafsir
Ulama tafsir yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah antara lain Ibnu Jarir at-Thabari (225-310 H), Abu Athiyah al Andalusi (481-546 H), dan Abu Muslim bin Bahar Isfahani (wafat tahun 322 H).

B. Imu Hadis
Pada masa Dinasti Abbasiyah telah bermunculan ulama hadis terkenal dengan kitab-kitab hadis yang mereka susun. Mereka itu antara lain :
-Imam Bukhari (194-252 H / 810-866 M), kitab hadis susunannnya berjudul “Shahih Bukhari”
-Imam Muslim (204-261 H / 820-875 M), kitab hadis susunannya berjudul “Shahih Muslim”
-Ibnu Majah (207-273 H / 822-887 M), kitab hadis susunannya berjudul “Sunan Ibnu Majah”
-AbuDawud (202-275 H / 818-889 M), kitab hadis susunannya berjudul “Sunan Abu Dawud”
-AtTirmidzi (200-279 H / 816-82 M), kitab hadis susunannya berjudul “Sunan At-Tirmidzi"

C. Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang kepercayaan (aqidah) Islam, misalnya tentang rukun iman. Ulama yang ahli dalam ilmu kalam, dalam membahas akidah Islam menggunakan dua macam dalil, yaitu dalil naqli dan dalil aqli. Para pelopor ilmu kalam antara lain Abu Hasan Al-Asy’ari (260-324 H) dan Abu Hamid al-Gazali (450-505 H).

D. Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan cara-cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani serta rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi. Umat muslim yang menjalani kehidupan tasawuf disebut “sufi” yang tokoh-tokohnya antara lain Rabi’ah Al-Adawiyah (95-185 H), Al-Hallaj (244-309 H), dan Al-Gazali (450-505 H).
Diantara ajaran tasawuf Al-Gazali adalah tentang keutamaan. Keutamaan akan diperoleh seseorang melalui empat cara, yaitu :
-Memiliki keyakinan agama yang benar
-Bertaubat dari segala dosa, dengan taubat yang sungguh-sungguh
-Minta kerelaan lawan
-Mempelajari ilmu syariat (fikih) agar dapat beribadah dengan benar, sehingga terbebas dari siksa neraka

E. Ilmu Fikih
Ilmu fikih adalah ilmu yang mempelajari hukum Islam. Ulama fikih terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah antara lain Imam Abu Hanifah (80-150 H), Malik bin Anas (93-179 H), Imam Syafi’i (150-204 H), dan Imam Ahmad (164-241 H).

F. Filsafat
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat diartikan sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumya. Pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan Khalifah Al-Ma’mun (813-833 M) kitab-kitab filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, kemudian dipelajari, didalami, dan diadakan perubahan-perubahan sesuai dengan ajaran Islam. Adapun tokoh-tokoh filsafat (ahli filsafat) Islam yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah antara lain Abu Ishak Al-Kindi (809-873 M), Abu Nashr al-Farabi (870-950 M), Ibnu Sina (980-1036 M), Al-Gazali (1058-1111 M), dan Ibnu Rusyd (1126-1198).

G. Kedokteran
Pada masa Dinasti Abbasiyah kedokteran mengalami perkembangan dan kemajuan, khususnya tatkala Harun Ar-Rasyid menjabat sebagai khalifah dan khalifah-khalifah sesudahnya. Pada waktu itu, beberapa sekolah tinggi kedokteran didirikan dan para mahasiswanya yang telah berhasil menjadi dokter, diperkerjakan di rumah sakit, khususnya di Rumah Sakit Baghdad.
Dokter-dokter muslim terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah antara lain :
-Hunain Ibnu Ishak (804-874 M), terkenal sebagai dokter yang ahli di bidang penyakit mata
-Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ar-Razi (809-873 M), terkenal sebagai dokter ahli di bidang penyakit cacar dan campak
-Ibnu Sina (980-1036 M), seorang dokter di Istana Amir Nuh Ibnu Mansur di Bukhara. Karya tulisnya yang terkenal berjudul “Al-Qanun Fi At-Tib”.


Diolah dari berbagai sumber, referensi utama Buka Agama untuk SMA 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar