Menjadi Orang yang Beruntung
ولتكم منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأوْلآئك
هم المفلحون.
"Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang – orang yang beruntung." (Ali Imran :
104)
Ajaran Islam sesuai
dengan fitrah manusia. Naluri manusia, sesuai fitrahnya, menginginkan
keuntungan yang didapatnya, bukan kerugian yang diderita. Pada Firman Allah Swt
Ali Imran ayat 104 di atas, Allah Swt menjanjikan keuntungan bagi manusia bila
mematuhi dan mantaati perintahnya : ya'muru na bil ma'ruf wa yanhauna 'anil
munkar. Mereka yang dijanjikan oleh Allah Swt kelak diberi gelar al
muflihun (orang – orang yang beruntung). Apakah Anda ingin menjadi orang yang
beruntung ??
Menyeru kepada
perbuatan baik dan mencegah perbuatan mungkar sering diidentikkan dengan kata
'Dakwah'. Namun dakwah bagi sebagian besar orang merupakan istilah yang kurang
popular. Konotasi kita tentang dakwah tertuju pada ceramah, tablig akbar, Dewan
Dakwah, MUI, dan sebagainya. Istilah tersebut seolah mengalami penyempitan arti,
yaitu aktivitas yang dilakukan oleh orang yang bertugas sebagai penyeru dakwah,
yakni kiay, ustadz, ustadzah, mubaligh, mubalighoh, dsb.
Padahal dakwah artinya
'mengajak'. Mengajak orang lain untuk berbuat baik. Mengajak orang lain agar
selamat hidupnya d dunia dan di akhirat. Tidak cuma keselamatan dirinya, tetapi
juga keluarga, lingkungan, dan masyarakatnya. Dakwah artinya sangat luas.
Bahkan setiap kebaikan yang disampaikan kepada orang orang lain yang berfungsi
untuk mengingatkan adalah termasuk dakwah.
Perumpamaan dakwah yang
sangat tepat telah digambarkan oleh Rasulullah Saw. Beliau mengibaratkan satu
masyarakat dengan sebuah kapal. Di dalam kapal tersebut ada yang berada di
atas, ada yang di tengah, dan ada yang di bawah. Apabila seseorang mau
mengambil air, maka dia harus naik ke geladak kapal. Ada segelintir orang di
bagian bawah yang enggan untuk naik ke sana dan memutuskan untuk melubangi
kapal sehingga bisa langsung mendapatkan air. Tindakan orang – orang yang
melubangi kapal di bagian bawah, apabila didiamkan oleh orang lain di dalam
kapal tersebut, maka semua awak kapal akan tenggelam.
Berdakwah berarti
menyampaikan kebenaran, saling menasihati dan saling mengingatkan. Ibarat kalau
kita sedang di depan rumah, ada anak kecil berlari ke tangah jalan yang ramai
lalu lintasnya. Kemudian secara spontan kita akan mengingatkan anak tersebut.
Bahkan kalau perlu berlari ke tengah jalan untuk menggendong anak tersebut
balik ke pinggir jalan. Mengapa kita tidak melakukan sesuatu kepada masyarakat
yang karena ketidaktahuannya mereka melakukan pelanggaran terhadap perintah
Allah Swt yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain ?
Orang – orang yang
beruntung itu adalah yang menjadi pejuang dakwah di jalan Allah Swt. Mereka
menyerahkan harta dan diri mereka demi tegaknya panji Allah. Dakwah bagi mereka
adalah suatu pengggilan dan keharusan.
Oleh karena itu, dakwah
menjadi kewajiban bagi siapapun. Semua orang harus mau melakukannya, kalau
tidak ingin hancur. Memang mempunyai ilmu dan keahlian akan lebih baik. Namun
bila melihat anak kecil di tengah jalan yang ramai apakah kita harus menunggu
cukup berilmu agar dapat menyelamatkan anak tersebut ? Setidaknya ada satu hal
yang kita ketahui, segeralah amalkan. Rasulullah Saw menyuruh kita untuk
menyampaikan kebenaran darinya meskipun hanya sedikit. "Ballighuu 'annii
walau aayah (Sampaikanlah oleh kalian apa – apa yang kalian dapat dariku
meskipun hanya satu ayat" (Al Hadits). Terlebih sebagai orang yang
berilmu, dengan predikat akademisi yang kita sandang, tentunya harapan besar
umat ada pada pundak kita.
Semoga kita menjadi
orang – orang yang beruntung. Amiin
Dikutip dengan
penambahan seperlunya dari
Buku Agar
Layar Tetap Terkembang
Karangan
Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar